Selasa, 31 Mei 2011

Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negri


Pada pertengahan abad ke-17,bidan adalah profesi penting dan dihormati di komunitas belanda. Pada saat itu, kadang kala bidan juga berperan sebagai perawat yang merawat orang sakit dan sekarat, mengurus jenazah, sebagai herbalis, serta dokter hewan.
Akan tetapi, terdapat berbagai faktor yang menurunkan derajat bidan di masyarakat. Faktor- factor tersebut mencapai religious, kebutuhan ekonomi, pengamnbilalihan tugas dan tanggung jawab oleh dokter, pendidikan yang tidak mendukung dan tidak adanya organisasi kebidanan, peningkatan jumlah imigran, serta status wanita yang direndahkan.
Factor-faktor yang menumbuhkan derajat bidan:
a. prilaku religious
   para bidan di pedesaan sering kali dianggap sebai penyihir, khususnya bila sang bayi lahir cacat. Bidan pada awal abad ke-17 juga disumpah dan memiliki kewenangan untuk mendengarkan pengakuan dosa dan melakukan pembaktisan.
b. kebutuhan ekonomi
   pada awal abad ke-18, imbalan yang diberikan kepada bidan tidak lagi mencukupi. Pada saat itu, tidak ada lembaga atau organisasi yang mengatur standart upah yang layak bagi bidan.
c. pengamalihan tugas dan tanggung jawab oleh dokter.
   Pada awal ke-18 itu pula masyarakat kelas atas cenderung lebih percaya pada dokter yang didominasi pria sehinggi mereka meremehkan keberadaan bidan yang sebagian besar adalah wanita.
d. pendidikan yang tidak mendukung dan tidak adanya organisasi kebidanan.
   Abad ke-18 dan 19 merupakan titik pesatnya perkembangan dunia medis, keperawatan, serta praktik obstetric. Tapi sayangnya, perkembangan ini tidak dialami profesi kebidanan. Disebabkan karena kurangnya sekolah formal kebidanan, tidak adanya organisasi kebidanan dan jumlah ilmiah dalam skala nasional, serta pengakuan legal terhadap profesi kebidanan membatasi komunikasi diantara sesame bidan sehingga membuat mereka terisolasi satu sama lain.
e. peningkatan jumlah imigran
   pada masa revolusi industri, sejumlah Negara mengalami peningkatan imigrasi, namun kondisi kebidanan  masih tetap sama. Hal ini terjadi karena banyak bidan imigran yang tidak bias berbahasa inggris dan tidak memiliki akses ke system pelayanan kesehatan yang ada khususnya bidan kulit hitam , karena masalah rasisme.
f. status wanita yang di rendahkan
   Turunnya pamor bidan di mata masyarakat di perburuk dengan status wanita yang di rendahkan saat itu. Wanita di pandang sebagai objek exploitasi secara ekonomi, dan di anggap tidak kompeten dalam bidang politikd dan social. Peran pria yang sangat mendominasi di masyarakat menjadikan posisi bidan terpojok dan acap kali di salahkan bila terjadi kematian pada ibu dan bayi. Pada tahun 1906, di adakan penelitian mengenai kematian ibu dan anak di new York. Penelitian ini menunjukkan bahwa 40 % persalinan di lakukan oleh bidan yang tidak kompeten, walaupun kelalaian dokter turut menjadi factor penyebab. Tingginya angka kematian ibu juga di sebabkan oleh factor-faktor berikut:
1. rumah sakit tidak di anggap tempat perawatan obstetric sehingga tidak tersedian sumber daya yang cukup untuk mengatasi keadaan darurat atau komplikasi.
2. materi pengajaran mengenai obstetri  tidak di anggap penting sehingga sering di abaikan.
3. praktik obstetric hanya   terbatas pada preode intrapartum dan postpartum saja.
4. sedikkitnya peraturan yang mengatur kewenangan dan tanggung jawab.

    Pada abad ke-19 (1846-1847), terjadi migrasi penduduk dari Illinois ke Utah menggunakan kereta kuda, selama perjalanan tersebut terjadi banyak proses persalinan yang di bantu bidan. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah.
    Pada tahun 1990-an, muncul sebuah artikel mengenai kebidanan yang berjudul changing childbirth yang menekankan bahwa layanan maternitas seharusnya berpusat pada wanita dan berfokus pada pemenuhan kebutuhan wanita yang menggunakan layanan tersebut. Dengan di publikasikannya laporan tersebut, maka posisi bidan semakin penting dan nyata. Peran bidan pun mendapat tantangan, khusunya dalam pelayana maternitas.
    Dua dekade pertama pada abad ke-20 tercatat sebagai masa pelayanan maternitas yang sangat buruk, dan untuk mengatasinya di bentuk dua organisasi, yaitu childrens bureau di whasington dan Maternity Center Asossciation di New York yang berfokus pada perbaikan pelayanan maternitas.