Rabu, 01 Juni 2011

pengertian dan macam-macam infeksi


v   Pengertian Infeksi
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang sehat harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari golongan ini
Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.
v   Infeksi awal
Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh (ekstraselular) atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular lebih lanjut dapat diklasifikasikan lebih lanjut:
  • patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan beberapa bakteri (Chlamydia, Rickettsia, Listeria).
  • patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti Mycobacteria.
Jaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang memicu sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal maupun sistemik.
v     Terpuruknya mekanisme sistem kekebalan
Pada tahapan umum sebuah infeksi, antigen selalu akan memicu sistem kekebalan turunan, dan kemudian sistem kekebalan tiruan pada saat akut. Tetapi lintasan infeksi tidak selalu demikian, sistem kekebalan dapat gagal memadamkan infeksi, karena terjadi fokus infeksi berupa: subversi sistem kekebalan oleh patogen
  • kelainan bawaan yang disebabkan gen
  • tidak terkendalinya mekanisme sistem kekebalan
Perambatan perkembangan patogen bergantung pada kemampuan replikasi di dalam inangnya dan kemudian menyebar ke dalam inang yang baru dengan proses infeksi. Untuk itu, patogen diharuskan untuk berkembangbiak tanpa memicu sistem kekebalan, atau dengan kata lain, patogen diharuskan untuk tidak menggerogoti inangnya terlalu cepat.
Patogen yang dapat bertahan hanya patogen yang telah mengembangkan mekanisme untuk menghindari terpicunya sistem kekebalan.
Ø Variasi serotipe
Salah satu cara yang digunakan patogen untuk menghindari sistem kekebalan adalah dengan mengubah struktur permukaan selnya. Banyak patogen ekstraselular mempunyai tipe antigenik yang sangat beragam. Salah satu contoh adalah streptococcus pneumoniae, penyebab pneumonia, yang mempunyai banyak tipe antigenik dan baru diketahui 84 macam. Setiap macam mempunyai stuktur pelapis polisakarida yang berbeda. Tipe-tipe tersebut dibedakan berdasarkan uji serologi, sehingga disebut juga serotipe. Infeksi yang dilakukan oleh satu serotipe tertentu dapat memicu sistem kekebalan tiruan terhadapnya, tetapi tidak terhadap infeksi ulang yang dilakukan oleh serotipe yang berbeda, oleh karena sistem kekebalan tiruan melihat satu serotipe sebagai satu jenis organisme yang berbeda. Infeksi akut berulang dari antigen yang sama dapat terjadi karena hal ini.
Penggunaan kapsul pelindung yang mencegah lisis oleh sistem komplemen dan fagosit juga dilakukan Mycobacterium tuberculosis. Spesies bacterioides umumnya bakteri komensal yang berdiam di usus buntu mamalia. Beberapa spesies seperti Bacterioides fragilis adalah patogen oportunistik penyebab infeksi pada lapisan peritoneum. Spesies ini menghindari sistem kekebalan dengan mempengaruhi pencerap yang digunakan fagosit untuk menelan bakteri atau dengan menyamar sebagai sel organisme tersebut sehingga sistem kekebalan tidak mengenali mereka sebagai patogen.
Bakteri dan jamur mungkin juga membentuk lapisan bio kompleks, menyediakan perlindungan dari sel dan protein dari sistem kekebalan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lapisan bio muncul di infeksi yang berhasil, termasuk infeksi kronis Pseudomonas aeruginosa dan Burkholderia cenocepacia, ciri utama dari cystic fibrosis.
Ø     Mutasi genetik
Deteksi trypanosome oleh antibodi akan memicu pergantian gen VSG pada DNA, sehingga dihasilkan protein VSG yang berbeda pula. Tubuh kemudian akan membuat antibodi baru dengan cara yang sama, tetapi setiap antibodi yang baru dibuat mengenali trypanosome, gen VSG akan berubah lagi sebelum sistem kekebalan terpicu. Dengan demikian trypanosome berada satu langkah lebih cepat dari sistem kekebalan, sehingga meskipun berupa protozoa yang berkembangbiak ekstraselular, fokus infeksinya bersifat kronik dan membentuk kompleks imun dan peradangan, hingga berakhir pada kerusakan saraf dan koma. Hal ini yang menyebabkan African trypanosomiasis mendapatkan julukan penyakit "tidur". Malaria adalah contoh lain penyakit yang disebabkan parasit protozoa dengan kemampuan tata-ulang DNA, yang sangat sulit diatasi oleh sistem kekebalan.
Metode kedua yang lebih dinamis ditunjukkan oleh virus influensa. Virus influensa dikenali oleh sistem kekebalan melalui hemaglutinin yang terdapat pada permukaan virus.
  • Mutasi genetik yang pertama disebut antigenic drift yang mengubah notasi gen ekspresi dari hemaglutinin, sebagai respon dari protein yang berada pada permukaan, neuraminidase. Mutasi yang lain mengubah epitop agar tidak dikenali oleh sel T, khususnya yang mempunyai pencerap CD8.
  • Mutasi genetik yang kedua disebut antigenic shift yang terjadi karena tertukarnya RNA antara virus baru dengan virus yang telah lama berada dalam tubuh inang.
  • Mekanisme ketiga melibatkan tata-ulang DNA terprogram. African trypanosome mempunyai kemampuan untuk mengubah major surface antigen berkali-kali dengan satu kali infeksi. Trypanosome terbalut sebuah tipe glikoprotein yang disebut variant-specific glycoprotein (VSG), yang dengan mudah dapat dikenali oleh sistem kekebalan. Meskipun demikian, DNA trypanosome mengandung lebih dari 1000 gen VSG dengan ekspresi antigenik yang berlainan.
  • Pada tingkat bakteri, kemampuan tata-ulang DNA juga dijumpai pada Salmonella typhimurium dan Neisseria gonorrhoeae.
Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad hidup (organisme). Kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan vektor.


Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
a.     yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh
b.Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV,    karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.
·     Macam-macam infeksi:
1.     Infeksi Virus
2.     Infeksi Bakterial
3.     Infeksi Malaria
4.     Demam Tifoit
5.     Infeksi Menular Seksual
a.     Infeksi HIV dan AIDS
b.     Gonore
c.      Sifilis
d.     Trikomoniasis
e.      Ulkus Mole
f.       Herpes Genetalia
g.     Kondiloma Lata
1.Infeksi Virus
Parvovirus
Parvovirus B19 merupakan single stranded DNA yang mengadakan replikasi pada sel yang berproliferasi cepat. Karena itu, pada perempuan denga anemia hemolitik infeksi parvovirus dapat  menyebabkan aplastik krisis, tetapi infeksinya sendiri tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
Macam-macam Infeksi Virus:
a.     Virus Hepatitis B
b.     Virus Hepatitis Delta
c.      Virus Hepatitis E

2. Infeksi Bakterial
a.     Grup A streptokokus
b.     Grup B Streptokokus
3. Infeksi Malaria
          Infeksi Malaria merupakan salah satu penyakit re-emerging yang masih menjadi ancaman dan sering menimbulkan wabah. Angka kematian infeksi mlaria masih tinggi terutama dikawasan timur Indonesian seperti: papua, NTT dll.
Terdapat 4 jenis spesies plasmodium pada manusia; P.falsiparum, P.Vivaks, P.ovale dan P.malariae.
4. Demam Tifoid
Penyakit ini juga merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di daerah yang sedang berkembang karena erat berhubungan degan kemiskinan, pengetahuan yang redah,hygiene, da sanitasi jelek.
5.  Infeksi menular seksual
a.     AIDS adalah sindroma dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akbat menurunnya system kekebalan tubuh oleh infeksi HIV(Human Immunodeviciency Virus).
b.     Gonore merupakan semua infeksi yang disebabkan oleh Nesseria Gonorrehoeae.N.Gonorrhoeae. Dibawah tampak sebagai diplokokus berbentuk biji kopi dan  bersifat tahan Asam. Kuman in bersifat Grannegatif tampak diluar dan di dalam leukosit polomorfnuklear.
c.      Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh treponema tallidum yang dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf pusat dan juga dapat manifestasi di tubuh.
d.     Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh trikomonas vaginalis (TV).
e.      Ulkus Mole merupakan
f.       Herpes Genetalia merupakan INS virus yang menempati urutan kedua tersering di dunia dan merupakan penyebab ulkus genetal. Terserang di egara maju.
Kondiloma Lata merupakan Treponema Pallidum yang banyak ditemukan pada Lesi diselaput lendir atau Lesi yang basah, biasanya simetris , dapat berupa makula,papula,papulouskuamousa,dan pustule yang jarang disertai keluhan gatal.

1 komentar: