P E N D A H U L U A N
PENGERTIAN
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani : mikros : kecil
/ renik
bio :
hidup / kehidupan
logos
:
ilmu / pikiran
Mikrobiologi : ilmu pengetahuan tentang makhluk
hidup yang sangat kecil (disebut juga jasad renik = mikroorganisme = mikroba)
RUANG LINGKUP
Yang
dipelajari : Bakteriologi :
tentang bakteri / kuman
Virologi :
tentang virus
Mikologi :
tentang jamur
Imunologi : tentang sistem kekebalan tubuh (sebagai
akibat
respon tubuh terhadap infeksi mikroba)
Cabang-cabang : Mikrobiologi
kedokteran
Mikrobiologi
industri
Mikrobiologi
makanan
Mikrobiologi
tanah / pertanian
TUJUAN mempelajari mikrobiologi kedokteran
1.
diagnostik : deteksi dan identifikasi mikroba penyebab penyakit, dengan cara
·
pemeriksaan mikroskopik :
melihat bentuk mikroba dengan mikroskop
·
pembiakan pada perbenihan
buatan
·
pemeriksaan biokima : menguji
enzim-enzim mikroba
·
pemeriksaan serologik :
menganalisis antigen mikroba
·
pemeriksaan keganasan
(virulensi) dan daya racun (toksisitas) mikroba dengan menggunakan hewan coba
2.
pedoman dalam pengobatan penyakit infeksi : antibiotika /
khemoterapetika, serum / antiserum, vaksin
3.
menentukan prognosis
penyakit infeksi
4.
pencegahan penyakit infeksi : dengan imunisasi aktif maupun pasif
5.
mencari sumber infeksi
SEJARAH
B a k t e r i o l o g i
Penyakit infeksi
sudah dikenal sejak jaman dulu, orang jaman purba menganggapnya sebagai kutukan
dewa
Hipocrates mengatakan bahwa ada 2 (dua) faktor yang menyebabkan terjadinya
infeksi :
1.
faktor intrinsik :
ada di dalam tubuh penderita
2.
faktor ekstrinsik :
ada di luar tubuh manusia, berupa sesuatu yang berhubungan
dengan udara yang karena suatu sebab menjadi buruk/rusak
Orang-orang yang berhubungan dengan sejarah penemuan mikroba :
·
Aristoteles (300 s.m) : pencetus
teori generatio spontanea / abiogenesis, dengan mengatakan bahwa
makhluk-makhluk hidup kecil berasal dari benda mati
·
Anthonie van Leeuwenhoek (1674 – 1683) : berhasil melihat makhluk-makhluk hidup kecil yang
dia sebut sebagai animalcule (hewan kecil) dengan menggunakan alat
penemuannya yang merupakan cikal bakal mikroskop. Menurut Leeuwenhoek ada 3
(tiga) macam bentuk makhluk-makhluk hidup kecil, yaitu bulat, batang,
dan spiral
·
Needham (1745 –
1750) : pengikut teori generatio spontanea
·
Spallanzani (1768), Schultz (1836), Schwann (1837) : membantah
kebenaran generatio spontanea
·
Louis Pasteur : berhasil mematahkan teori generatio spontanea dengan bantuan alat
penemuan Leeuwnhoek, dan dia berhasil mengemukakan teori omne vivum ex
ovo, omne ovum ex vivo (biogenesis)
Jasa-jasa lain Louis Pasteur :
§ Menemukan cara membuat bir
§ Orang yang pertama kali membuktikan bahwa udara mengandung kuman
§ Membuktikan bahwa peristiwa peragian dilakukan oleh kuman
§ Membuktikan bahwa mikroba tertentu bisa menghasilkan asam : asam
cuka, asam susu, asam mentega
§ Menemukan bakteri penyebab penyakit ulat sutera
§ Menemukan virus rabies dan melakukan vaksinasi rabies
·
Dalam waktu yang hampir
bersamaan Robert Koch juga mendapatkan penemuan-penemuan
§ 1876 : menemukan Bacillus anthracis yang merupakan bakteri
penyebab penyakit anthraks
§ Menemukan cara-cara pewarnaan bakteri
§ Menganjurkan pemakaian
perbenihan padat untuk mengisolasi / membiakkan bakteri
§ 1882 : menemukan Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit
tuberkulosis
§ 1883 : menemukan Vibrio cholerae penyebab penyakit kholera
§ Mengemukakan Postulat Koch :
1.
bakteri harus selalu dapat
ditemukan dalam tubuh hewan yang sakit, tetapi tidak dalam hewan yang sehat
2.
bakteri harus dapat diasingkan
dan dibiakkan dalam bentuk biakan murni di luar hewan sakit tersebut
3.
biakan murni tersebut harus
dapat menimbulkan penyakit yang sama pada hewan coba
4.
bakteri harus dapat diasngkan
kembali dari hewan coba
·
Penemu-penemu lain :
§ Loeffler : menemukan Corynebacterium
diphtheriae penyebab penyakit difteri
§ Neisser : menemukan Neisseria
gonorrhoeae penyebab penyakit gonore
§ Kitasato :
o
menemukan Clostridium tetani
penyebab penyakit tetanus
o
menemukan Pasteurella pestis
penyebab penyakit pes / sampar
§ Shiga : menemukan Shigella
dysenteriae penyebab penyakit disentri
§ Schaudin dan Hoffman : menemukan Treponema
pallidum penyebab penyakit sifilis
§ Penemuan Salmonella typhosa penyebab penyakit tifus
abdominalis
§ Penemuan Clostridium perfringens penyebab penyakit gas
gangren
§ Dan lain-lain
V i r o l o g i
Iwanowsky (1892) dan Beyerinck
(1899) : menemukan virus tembakau
Loeffler dan Frosch (1898) :
menemukan virus penyebab penyakit mulut dan kaki pada ternak
Walter Reed dan kawan-kawan (1900) :
menemukan virus penyebab penyakit demam kuning (yellow fever)
I m u n o l o g i
Edward Jenner : menemukan vaksin cacar
Louis Pasteur : menemukan vaksin
kholera, anthraks, dan rabies
P e n g o b a t a n
Paul Ehrlich (1910) : menggunakan senyawa arsen untuk menyembuhkan
penyakit sifilis, frambusia, dan demam bolak-balik (relapsing fever)
Alexander Fleming (1929) : menemukan jamur Penisilium yang dapat membunuh bakteri
Stafilokokus. Ternyata jamur tersebut mempunyai suatu zat yang bisa mematikan
pertumbuhan Stafilokokus, dan kemudian dikenal dengan nama penisilin.
Penemuan Penisilin ini adalah awal penemuan antibiotika, yautu suatu zat
hidup yang bisa melawan pertumbuhan bakteri
Walaupun Alexander
Fleming yang menemukan penisilin, tetapi yang menggunakan bahan tersebut untuk
mengobati penyakit-penyakit infeksi adalah Ernst Chain dan Florey
(1940)
Penemuan
penisilin ini kemudian diikuti dengan penemuan antibiotika lainnya yang
jumlahnya sangat banyak, misalnya : streptomisin, khloramfenikol,
tetrasiklin, dan lain-lain
Domagk (1935) : menemukan suatu bahan kimia prontosil (sulfonamida)
yang ternyata sangat bermanfaat terhadap infeksi streptokokus. Karena merupakan
bahan kimia, maka zat ini disebut khemoterapetika
Dengan ditemukannya antibiotika dan khemoterapetika ternyata timbul
masalah baru
- kekebalan terhadap antibiotika / khemoterapetika
- alergi terhadap antibiotika / khemoterapetika
- gangguan flora normal dalam tubuh
- timbul sindroma penyakit baru
KLASIFIKASI
Makhluk hidup dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok hewan
(animal kingdom) dan kelompok tumbuhan (plant kingdom).
Kemudian ditemukan adanya makhluk hidup yang mempunyai sifat antara hewan dan
tumbuhan, termasuk di dalamnya bakteri dan virus.
Para ahli
pengelompok makhluk hidup (Carolus Linnaeus, Muller, dan Ferdinand
Cohn) tidak dapat mengelompokkan makhluk hidup tersebut kedalam kelompok
yang sudah ada, karena makhluk hidup tersebut tidak mempunyai bentuk dan sistem
seksual tertentu. Oleh karena itu kemudian muncul kelompok ketiga, yaitu
kelompok Protista (Protista kingdom) yang biasanya bersifat uniseluler
(bersel satu) dan koenositik (berinti banyak), kecuali ganngang dan
jamur.
Berdasar
sifat selnya, Protista dibagi menjadi 2 (dua) golongan :
1.
sel eukariotik (protista tinggi) : sifat-sifat sel seperti sifat-sifat sel
hewan dan tumbuhan, Yang termasuk dalam kelompok ini adalah ganggang, jamur,
dan protozoa
·
mempunyai selaput inti (membran
bound nuclei)
·
mempunyai alat-alat pembelahan
sel (mitotic apparatus)
·
memperbanyak diri dengan cara
mitosis
·
mempunyai organela sitoplasma
·
mempunyai khromosom ganda
2.
sel prokariotik (protista rendah) : yang termasuk dalam kelompok ini adalah
ganggang hijau dan bakteri
·
tidak mempunyai selaput inti
·
tidak mempunyai alat-alat
pembelahan sel
·
memperbanyak diri dengan cara
membelah diri menjadi dua (binary fission)
·
tidak mempunyai organela
sitoplasma
·
mempunyai khromosom tunggal
·
mempunyai dinding sel semirigid
Klasifikasi bakteri yang dipakai sekarang
adalah klasifikasi dari Bergey yang mengelompokkan bakteri berdasar kingdom
(kerajaan), divisio (divisi), class (kelas), ordo, famili
(keluarga), tribus, genus, dan spesies
Contoh : bakteri tuberkulosis dan bakteri lepra
Kindom : Procaryotae
Divisio : Cyanobacteria
Divisio
II : Bacteria
Class : Schizomycetes
Ordo : Actinomycetales (akhiran ales)
Famili : Mycobacteriaceae (akhiran aceae)
Genus : Mycobacterium
Spesies : Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
leprae
NOMENKLATUR
Pemberian nama bakteri seperti pemberian nama tumbuhan, yaitu dengan
binomial (dua nama) yang terdiri atas nama genus dan nama spesies
Genus biasanya memuat keterangan umum mengenai genus tersebut
·
Bacillus : bentuk seperti batang
·
Clostridium : bentuk seperti spindle (pintalan yang
halus)
·
Salmonella : dari nama Salmon
·
Brucella : dari nama Bruce
Spesies merupakan satu jenis bakteri yang sudah tertentu
·
Salmonella typhosa : penyebab penyakit tifus abdominalis
·
Brucella abortus : penyebab abortus pada ternak
·
Haemophilus influenzae : didapat pertama kali dari penderita
influenza, dan
diduga sebagai penyebab
penyakit tersebut
·
Clostridium welchii : ditemukan oleh Welch
Nama sehari-hari
·
gonokokus : Neisseria gonorrhoeae (bakteri kokus penyebab gonore)
·
pnemokokus : Streptococcus pneumoniae (bakteri kokus penyebab pnemonia)
·
meningokokus : Neisseria meningitidis (bakteri kokus penyebab meningitis)
Aturan penulisan nama bakteri :
·
nama genus diawali dengan huruf
besar
·
nama spesies diawali dengan
huruf kecil
·
menggunakan huruf miring atau
dengan garis bawah
S T R U K T U R
1.
dinding sel : terdiri dari lapisan peptidoglikan / murein
/ mukopeptida
·
menjaga tekanan osmotik
·
berperanan penting dalam
pembelahan
·
sebagai antigen permukaan
·
sebagai endotoksin (khususnya
kuman Gram negatif)
2.
flagela (bulu cambuk) : berbentuk seperti benang panjang yang umumnya
terdiri dari protein (flagelin), berfungsi sebagai alat pergerakan
Berdasarkan junlah flagella, bakteri dibedakan menjadi 5 (lima ) kelompok :
- atrikhus : tidak mempunyai flagela
- monotrikhus : mempunyai satu flagela di salah satu ujung sel
- lopotrikhus : mempunyai lebih dari satu flagela di salah satu ujung sel
- amfirikhus : mempunyai satu atau lebih flagela pada tiap-tiap ujung sel
- peritrikhus : mempuyai flagela di seluruh permukaan sel
3.
fimbria / pili
: berbentuk rambut pendek dan
keras yang terdiri dari subunit-subunit protein, berfungsi sebagai alat
untuk melekatkan diri dengan sel-sel induk semang
4.
kapsul : lapisan yang ada di sekeliling sel yang bisa terdiri dari polisakharida
rumit, polipeptida, atau asam hialuronat. Fungsinya adalah
sebagai pertahanan diri dari proses fagositosis (pemakanan sel bakteri
oleh sel darah putih)
Struktur dalam
1.
inti : di dalamnya terdapa DNA dan khromosom
2.
sitoplasma : di dalamnya terdapat granula-granula
yang berfungsi sebagai cadangan makanan
3.
Spora (endospora) :
·
dibentuk oleh beberapa bakteri
apabila berada dalam lingkungan yang jelek, misalnya kekurangan makanan.
·
apabila kuman membentuk spora,
maka sel induknya akan hancur.
·
spora merupakan bakteri dalam
bentuk istirahat.
·
bersifat tahan terhadap panas,
kekeringan, dan zat kimia
·
apabila lingkungan kembali
membaik, maka spora akan melakukan germinasi dan memproduksi sel
vegetatif
M O R F O L O G I
Bentuk pokok
kuman ada 3 (tiga) yaitu kokus, batang, dan spiral
K o k u s : bulat, dengan macam-macam variasi
bentuk dan susunan
·
mikrokokus : satu-satu (single).
Contoh :
Micrococcus spesies
·
diplokokus : berpasangan dua-dua
§ pnemokokus : diplokokus yang berbentuk lanset
§ gonokokus :
diplokokus yang berbentuk biji kopi
§ meningokokus
·
t e t r a d : tersusun rapi
dalam kelompok empat sel
·
s a r s i n a : tersusun rapi dalam kelompok sel sehingga menyerupai kubus
·
streptokokus : tersusun berderet
seperti rantai. Contoh : Streptococcus spesies
·
stafilokokus : bergerombol tidak
teratur seperti buah anggur.
Contoh : Staphylococcus spesies
B a t a n g : memanjang, dengan panjang 2 – 10 kali
garis tengah.
Terdapat bermaca-macam variasi susunan dan
bentuk
·
kokobasil : batang yang
sangat pendek sehingga hampir menyerupai kokus
Contoh : Escherichia, Klebsiella, Enterobacter,
Salmonella,
Shigella, Proteus, Pseudomonas, Haemophilus,
Bordetella
·
tersusun seperti huruf Cina
/ pagar / huruf Y, L, V : Corynebacterium
diphtheriae
·
fusiformis : kedua ujung
meruncing sehingga menyerupai bentuk sekoci
·
streptobasil : berderet-deret
membentuk rantai batang.
Contoh : Bacillus spesies
S p i r a l : berkelok-kelok
atau berpilin
·
Vibrio : batng
bengkok. Contoh : Vibrio spesies
·
Spirilum : berbentuk
spiral kasar dan kaku, tidak lentur, bergerak dengan
flagela
·
Spirokhaeta : berbentuk spiral
halus, elastik dan lentur, dapat bergerak dengan
filamen aksial
§ Borellia
: berbentuk gelombang
§ Treponema : berbentuk spiral halus dan teratur
§ Leptospira : berbentuk spiral dengan kait pada salah satu
atau kedua ujung sel
PEWARNAAN BAKTERI
Untuk bisa
mengidentifikasi bakteri, perlu mempelajari mengenai struktur, morfologi, dan
sifat-sifat bakteri. Struktur dan morfologi bakteri bisa dilihat dengan
menggunakan mikroskop, sedang sifat-sifat bakteri bisa dipelajari dengan cara
membiakkan bakteri di laboratorium.
Bakteri tidak
bisa dilihat begitu saja di bawah mikroskop, melainkan harus menggunakan
pewarnaan
Untuk memperoleh
hasil pewarnaan yang baik perlu memperhatikan :
1.
gelas alas harus bersih dan
bebas dari lemak
2.
umur biakan bakteri antara 18 –
24 jam, kecuali bakteri yang tumbuh lambat. Apabila umur biakan lebih dari 24
jam, mungkin terjadi perubahan struktur dan morfologi bakteri.
3.
mutu zat warna harus baik :
perlu diperhatikan waktu pembuatan dan cara penyimpanannya
4.
tebal sediaan harus merata
supaya zat warna bisa menembus dinding sel kuman dengan merata
JENIS-JENIS PEWARNAAN
1.
Pewarnaan sederhana : pewarnaan yang hanya menggunakan satu
macam zat warna. Contoh : anilin, biru metilen, safranin, ungu kristal, air
fukhsin
2.
Pewarnaan diferensial : pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu
macam zat warna, berfungsi untuk membedakan / mengelompokkan kuman
yang satu dari yang lain
·
Pewarnaan Gram : ditemukan oleh Christian Gram (1884),
merupakan pewarnaan yang sangat penting karena digunakan sebagai pewarnaan
rutin. Hasilnya bisa membedakan antara kelompok bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif
·
Pewarnaan tahan asam : membedakan antara bakteri tahan asam
dan bakteri tidak tahan asam
§ pewarnaan Ziehl Neelsen
§ pewarnaan Tan Thiam Hok (TTH) = Kinyoun
Gabbet
3.
Pewarnaan khusus : untuk mewarnai atau melihat bagian-bagian
tertentu dari sel bakteri yang sukar diwarnai dengan pewarnaan biasa
·
flagela : pewarnaan Gray,
Novel, Zettnow, Fontana – Tribondeaeu
·
kapsul : pewarnaan Muir,
Hiss, Gins – Burri
·
s p o r a :
pewarnaan Schaeffer – Fulton, Klein
·
i n t i : pewarnaan Feulgen
·
granula :
pewarnaan Neisser, Albert
·
Sirokhaeta : Becker
– Krantz, Fontana
– Tribondeaeu
4.
Pewarnaan negatif : pewarnaan yang hanya mewarnai latar
belakang bakteri, sedang bakterinya sendiri tidak diwarnai. Disini bakteri
tampak sebagai benda-benda yang terang dengan latar belakang gelap.
Pewarnaan
ini ditujukan untuk bakteri-bakteri yang sukar diwarnai, misalnya : Treponema,
Leptospira, dan Borellia
PEWARNAAN YANG SERING DIKERJAKAN
1.
Pewarnaan Gram (modifikasi Hucker)
Bahan : · ungu kristal oksalat ammonium (Ammonium Oxalat
Crystal
Violet = AOCV) : sebagai warna utama
·
lugol (campuran antara jodium dan jod kali) :
sebagai mordant
·
alkohol aseton : sebagai peluntur
·
s a f r a n i n : sebagai warna pembanding
C a r
a :
· sediaan dituangi AOCV selama lima menit, kemudian dicuci
·
dituangi lugol selama 45 – 60
detik, kemudian dibuang
·
dituangi alkohol aseton selama
10 – 30 detik, kemudian dicuci
·
dituangi safranin selama 1 – 2
menit, kemudian dicuci
·
dikeringkan di udara atau di
antara kertas saring
Hasil : · Gram positif :
bakteri berwarna biru ungu
·
Gram negatif : bakteri berwarna merah
Contoh bakteri
·
kokus Gram positif : Staphylococcus aureus,
Streptococcus pyogenes,
Streptococcus pneumoniae
·
kokus Gram negatif : Neisseria gonorrhoeae, Neisseria
meningitides
·
batang Gram positif : Corynebacterium diphtheriae, Clostridium
tetani,
Bacillus anthracis
·
batang Gram negatif : Escherichia
coli, Klebsiella, Enterobacter, Salmonella,
Shigella, Proteus, Pseudomonas, Haemophilus,
Bordetella
2.
Pewarnaan Ziehl Neelsen
Bahan : · fukhsin karbol :
sebagai warna utama
·
alkohol asam :
sebagai peluntur
·
biru metilen :
sebagai warna pembanding
C a r a
: · sediaan dituang fukhsin
karbol selama 5 (lima )
menit, dipanasi sampai
menguap
(tidak boleh mendidih), kemudian dicuci
·
dituangi alkohol asam selama 20
detik, kemudian dicuci
·
dituangi biru metilen selama
satu menit, kemudian dicuci dan dikeringkan
Hasil : · tahan asam : bakteri berwarna merah
·
tidak tahan asam : bakteri berwarna biru
Contoh bakteri : Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium leprae
3.
Pewarnaan Schaeffer Fulton
Bahan
: · hijau malakhit
· safranin
C a r a : · sediaan
dituangi hijau malakhit selama 5 (lima )
menit, dipanasi seperti
pada
pewarnaan Ziehl Neelsen, kemudian dicuci
· dituangi safranin, kemudian dicuci dan
dikeringkan
Hasil : · spora : berwarna hijau
· bakteri : berwarna merah
Contoh bakteri : Clostridium
tetani, Bacillua anthracis
4.
Pewarnaan Neisser
Bahan :
· campuran antara Neisser A
dan Neisser B (2 : 1)
· Neisser C
C a r a : · sediaan
dituangi Neisser A & B selama satu menit, kemudian sisa cat
dibuang
· dituangi Neisser C selama 3 (tiga) menit,
kemudian dikeringkan
Hasil : · granula : berwarna ungu
· bakteri : berwarna kuning coklat
Contoh kuman : Corynebacterium
diphtheriae
HABITAT
BAKTERI , FLORA NORMAL ,
HUBUNGAN ANTARA BAKTERI DENGAN
INANG
Ialah lokasi atau tempat tinggal spesifik suatu
organisme
Mikroorganisme bisa ditemukan di semua
tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, dan keberadaannya di tempat
tersebut bisa :
·
transient : sementara
·
indigenous : menetap beberapa turunan. Kelompok ini lebih
mampu bertahan
terhadap lingkungan yang buruk daripada kelompok transient
Habitat alam mikroorganisme
1.
T a n a h
Tanah merupakan sumber yang kaya akan mikroorganisme, dan pada
umumnya bersifat non-patogen.
Bakteri patogen antara lain
: Clostridium tetani, Clostridium perfringens,
Clostridium
botulinum, Bacillus anthracis
2.
A i r
Pada umumnya air tawar dan air kaut mengandung mikroorganisme, dan
umumnya tidak terdapat bakteri patogen, kecuali air yang tercemar air kemih
atau tinja manusia dan binatang secara langsung.
Bakteri patogen antara lain
: Salmonella, Shigella, Vibrio
cholerae, Legionella
Escherichia coli yang ditemukan di air digunakan sebagai indikator pencemaran air
oleh tinja, karena bakteri ini bertahan hidup di air relatif lebih lama
3.
U d a r a
Bakteri banyak ditemukan di udara, tetapi mereka tidak berkembang
biak disana. Udara luar jarang mengandung bakteri patogen, mungkin karena efek
pengeringan, ozon, dan radiasi ultraviolet.
Udara
dalam ruangan mungkin mengandung bakteri dan virus patogen yang berasal dari
kulit, tangan, pakaian, dan terutama saluran nafas atas manusia
4.
Makanan (susu)
Susu dari sapi sehat yang diperah secara aseptik masih mengandung
bakteri non-patogen sebanyak 100 – 1.000 per milliliter.
Kadang-kadang terdapat bakteri patogen yang mungkin berasal dari
sapi yang sakit, atau dari proses pemerahan, antara lain : Mycobacterium
tuberculosis, Salmonella, Streptococcus, Corynebacterium diphtheriae,
Shigella, Brucella, dan Staphylococcus penyebab keracunan makanan
Angka kejadian penyakit yang berasal dari susu sapi bisa diturunkan
dengan pasturisasi susu dan pemusnahan hewan yang sakit
HUBUNGAN ANTARA BAKTERI DENGAN INANG
Hubungan antara bakteri dengan inang pada umumnya dalam bentuk simbiosis,
yaitu hubungan yang dekat antara dua bentuk kehidupan, berlangsung lama atau
sebentar, dan memerlukan kontak fisik
Berdasar tempatnya
ada 2 (dua) macam simbiosis :
1.
endosimbiosis : suatu organisme berada di dalam organisme
lain
2.
ektosimbiosis : suatu organisme berada
di permukaan organisme lain
Berdasar keuntungan dan kerugian yang timbul, ada 3
(tiga) macam simbiosis
1.
mutualisme : bentuk hubungan yang saling menguntungkan
kedua belah pihak
·
Rhizobium leguminosarum pada akar tanaman Legumonosae
Rhizobium menggantungkan hidupnya pada Leguminosae, dan sebagai
gantinya dia mengikat Nitrogen udara menjadi senyawa Nitrogen yang dapat
dimanfaatkan oleh Leguminosae
·
Escherichia coli pada usus manusia
Escherichia coli dapat bertahan hidup dalam usus manusia, dan sebagai gantinya dia
memproduksi vitamin K yang bisa dimanfaatkan manusia
2.
komensalisme : bentuk hubungan yang hanya menguntungkan satu
pihak, sedangkan pihak lain tidak dirugikan.
Contoh : Staphylococcus epidermidis pada kulit
manusia
3.
parasitisme : bentuk hubungan yang hanya menguntungkan satu
pihak, dan pihak lain dirugikan
Organisme yang merugikan disebut parasit, sedangkan organisme
yang mengandung parasit disebut inang / tuan rumah / hospes
/ host.
Hubungan ini dapat terjadi dalam bentuk penyakit. Apabila
gejala mereda tetapi parasit masih ada di dalam inang, berarti telah tercapai
keseimbangan antara parasit dan inang, dalam hal ini inang disebut karier
FLORA NORMAL
PADA TUBUH MANUSIA
Mulut dan Saluran Nafas
Mulut : Staphylococcus
epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptokokus viridans,
Enterococcus, Neisseria, Veillonella, Corynebacterium, Actinomyces, Escherichia
coli, Klebsiella, Enterobacter, Haemophilus, Bacteroides, Fusobacterium, Vibrio
sputorum, Treponema denticum, Borellia refringens, Streptococcus
pyogenes (5 – 10 %), Streptococcus pneumoniae (25 %)
Saluran
Nafas (nasofaring, orofaring, tonsil) :
·
dominan :
Streptokokus non-hemolitik, Streptokokus hemolitik alfa, Neisseria
·
Staphylococcus epidermidis, difteroid, Haemophilus, pnemokokus, Mycoplasma, Bacteroides
Pemusnahan flora normal faring dengan
penisilin dosis tinggi akan menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari Escherichia
coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, jamur.
Saluran Cerna
Esofagus & lambung : pada dasarnya steril, kecuali pada saat
menelan makanan, bisa mengandung kuman kurang dari 1000 / milliliter. Pada
lambung dewasa mungkin terdapat Helicobacter pylori
Usus halus : bakteri bersifat
sementara (Streptococcus, Lactobacillus, yeast / ragi, terutama Candida
albicans)
Usus besar
·
anaerob : Bacteroides
dan Bifidobacterium (lebih dari 90 %), Clostridium,
Eubacteria, Veillonella,
·
mikroerofilik / anaerob :
Lactobacillus
·
aerob : Escherichia
coli (tersering), Streptococcus, yeast
Pemusnahan flora normal usus dengan antibiotik bisa menyebabkan
pertumbuhan berlebihan dari Clostridium difficile yang menghasilkan
enterotoksin, sehingga menyebabkan kolitis
Neonatus : flora usus terbentuk dalam 24 jam setelah
lahir
·
minum ASI : Lactobacillus
bifidus (dominan), Enterokokus, bakteri koli,
Stafilokokus
·
minum susu buatan : Lactobacillus
acidophilus, bakteri koli, Enterokokus,
Bacillus, Clostridium
Saluran Kemih dan Alat Kelamin
Orifisium uretra (wanita dan pria
yang tidak disirkumsisi) : bisa dijumpai Mycobacterium smegmatis
(tersering), Streptokokus non-hemolitik, Staphylococcus epidermidis
Vagina & vulva
·
neonatus : steril
sampai 24 jam kehidupan, setelah itu berkembang bakteri
non-patogen (difteroid, Micrococcus, Streptokokus
non-hemolitik)
·
setelah 2 – 3 hari :
karena induksi dari estrogen ibu, maka pertumbuhan Lactobaci-
llus anaerob meningkat. Setelah estrogen menurun, Lactobacillus menurun dan pH vagina
menjadi basa
·
pubertas : Lactobacillus
muncul kembali, dan terdapat flora yang akan
menetap sampai dewasa
·
dewasa : difteroid,
Lactobacillus, Micrococcus, Staphylococcus epidermidis,
Streptococcus faecalis,
Ureaplasma, yeast
·
vaginitis simtomatis : Haemophilus vaginalis dan Chlamydia
·
hamil : Streptococcus agalactiae (15 – 20%)
Kulit , Hidung , Telinga
Kulit : Staphylococcus
epidermidis, Micrococcus, Streptokokus hemolitik alfa, Streptokokus
non–hemolitik, difteroid aerob & anaerob, Sarcinae, Staphylococcus
aureus (sementara), jamur, Propionibacterium acnes, Mycobacterium
saprofit
Hidung : Staphylococcus
aureus
Telinga
(luar) :
Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, Mycobacterium saprofit (kadang-kadang)
Daerah steril : saluran nafas bawah (laring, trakhea, bronkhus, bronkhiolus,
alveolus), sinus hidung, telinga (tengah & dalam), pleura, peritoneum,
hati, kandung empedu, saluran kemih (di atas uretra depan), tulang, sendi,
otot, darah, cair otak
KLASIFIKASI BAKTERI BERDASAR KEBUTUHAN OKSIGEN
·
aerob obligat / mutlak : tumbuh subur bila ada oksigen dalam jumlah
besar
·
anaerob fakultatif : mampu tumbuh baik dalam suasana dengan atau
tanpa oksigen
·
anaerob obligat : hidup tanpa oksigen, adanya oksigen merupakan
racun baginya
·
anaerob erotoleran : hidup tanpa oksigen, tetapi tidak mati oleh
oksigen
·
mikroerofilik : hanya tumbuh baik dalam tekanan oksigen yang
rendah
BEBERAPA
MIKROORGANISME PENTING
DI
KEBIDANAN & KANDUNGAN
STREPTOCOCCUS PYOGENES
(Streptokokus hemolitikus beta grup A = Streptokokus
grup A)
Taksonomi
: O r d o :
Eubacteriales
Famili :
Streptococcaceae
Genus :
Streptococcus
Morfologi
·
kokus Gram positif, Ø : 0,5
– 1 mikrometer, tersusun seperti rantai
·
tidak membentuk spora, tidak
mempunyai flagela (tidak bergerak), mempunyai kapsul (sebentar)
Sifat perbenihan dan pertumbuhan:
·
anaerob fakultatif, suhu optimal
: 37ºC, pH optimal
: 7,4 – 7,6
·
memerlukan perbenihan kaya yang
mengandung darah / serum, cair asites, atau cair pleura
·
menunjukkan hemolisis darah
tipe beta
Daya tahan
·
mampu bertahan selama beberapa
minggu dalam sputum atau ekskreta hewan
·
dengan pemanasan 60ºC bertahan
selama 30 – 60 menit, dan dengan pemanasan 62ºC (pasturisasi susu) bertahan
selama 30 menit
·
terhadap antiseptik /
desinfektans pada umumnya bertahan selama 15 menit :
tinctura
Yodii (2 %), fenol
(0,5 %), kresol (1 : 175),
sublimat (0,2 – 0,5 %), merkurokhrom
(2 %), heksiresorsinol (0,1 %)
·
terhadap antibiotika /
khemoterapetika :
§
p e k a : sulfonamida,
penisilin
§
resisten : tetrasiklin,
khloramfenikol
§ variasi : streptomisin
Penyakit yang penting
·
febris pueperalis = demam / sepsis masa nifas :
bakteri masuk ke dalam uterus setelah persalinan. Sepsis terjadi karena
luka yang terkena infeksi, berupa endometritis
·
erisipelas, radang tenggorok
Penularan
: melalui droplet dan saluran
nafas
LACTOBACILLUS
Taksonomi
: Famili : Lactobacillaceae
Lactobacillus merupakan bakteri yang mampu memproduksi sejumlah asam
laktat dari karbohidrat sederhana sehingga mengakibatkan suasana asam yang
mampu mematikan bakteri lain yang tidak berspora
Morfologi
: batang Gram positif, bipolar
(belang), tidak mempunyai flagella
Sifat perbenihan dan pertumbuhan
·
mikroerofilik / anaerob, pH £ 5, menghasilkan asam
·
memerlukan makanan yang
kompleks
·
pada umumnya tidak tumbuh pada
perbenihan biasa kecuali ada penambahan glukosa atau whey
Patogenitas
: pada dasarnya bersifat
non–patogen
·
penting dalam industri fermentasi,
terutama susu
·
beberapa jenis Lactobacillus
merupakan bagian dari flora normal usus, dan terutama ditemukan pada bayi atau
orang-orang yang banyak mengkonsumsi gula (misalnya laktosa)
Siklus Lactobacillus dalam vagina
·
dalam vagina bayi baru lahir
dapat segera ditemukan Lactobacillus anaerob yang disebut basil Doderlein
(Lactobacillus acidophilus Doderleini) yang akan menetap selama beberapa
minggu selama vagina masih bereaksi asam.
·
selanjutnya pH vagina menjadi
netral sampai masa pubertas. Dalam masa pubertas Lactobacillus akan muncul
kembali dalam jumlah besar dan mempertahankan pH vagina tetap asam, berdasar
kemampuannya memproduksi asam dari karbohidrat terutama glikogen. Keadaan ini
merupakan mekanisme penting dalam mencegah berkembangnya kuman lain yang
mungkin berbahaya bagi vagina. Bila karena sesuatu sebab jumlah Lactobacillus
tertekan, misalnya karena pemberian antibiotika, maka bakteri lain akan meningkat jumlahnya
dan bisa menimbulkan gangguan atau peradangan
·
dalam masa menopause jumlah
Lactobacillus kembali berkurang
Vaginosis
bakterialis
·
Vaginitis
Penyebab :
§
90 % :
Candida (kandidiasis vulvovaginitis), Trichomonas (trikhomoniasis), dan
bakteri (vaginosis
bakterialis)
§
10 % :
atrofi (vaginitis atrofikans), korpus alienum, Staphylococcus aureus
(vaginitis
ulseratif), Streptokokus hemolitik beta, dan sebagainya
·
Vaginitis non – spesifik
Infeksi vagina paling sering pada masa
produktif adalah vaginosis bakterialis. Semula disebut vaginitis non–spesifik
karena penyebabnya belum jelas, tetapi kemudian diketahui bahwa vaginitis
tersebut disebabkan oleh bakteri Gardnerella vaginalis (Corynebacterium
vaginale = Haemophilus vaginalis)
·
Ciri khas
§
dijumpai perubahan flora normal
vagina, yaitu dominasi Lactobacillus tergeser dan diganti oleh Peptostreptokokus,
Bacteroides, Gardnerella vaginalis, Mobilus, dan Mikoplasma
§
gambaran radang tidak nyata
Oleh karena kedua hal di atas, maka istilah vaginosis lebih tepat
·
Gambaran klinik
§
lima puluh persen
tidak ada keluhan
§
bila ada keluhan, gejala
pertama berupa bau amis pada vagina terutama setelah melakukan hubungan seksual
§ terlihat sekret vagina encer putih keabu-abuan di sekitar vagina
·
Peranan vaginosis
bakterialis
§
Menurut penelitian, bakteri
yang ada kaitannya dengan vaginosis dapat ditemukan dan diisolasi dari cairan
amnion, kasus khorioamnionitis, endometritis postpartum, dan bakteremia
§
Dikatakan angka kematian bayi
berkaitan erat dengan berat badan lahir rendah yang banyak dijumpai pada
prematuritas dan pecah ketuban dini, sementara prematuritas dan pecah ketuban
dini banyak dijumpai pada vaginosis
Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka diharapkan usaha pencegahan vaginosis bakterialis
pada kehamilan dapat membantu menurunkan angka kematian bayi secara tidak
langsung
§
Infeksi saluran genital bagian
atas (termasuk endometritis, salfingitis) pada wanita yang tidak hamil diduga
juga ada kaitannya dengan vaginosis bakterialis
LISTERIA MONOCYTOGENES
Morfologi :
kokobasil Gram positif ; 0,4 –
0,5 m x 0,5 – 2,0
m ; cenderung membentuk rantai pendek (3
– 5 bakteri), mempunyai flagela
Sifat perbenihan dan pertumbuhan
·
aerob / mikroerofilik, suhu optimal
: 37ºC (sanggup tumbuh sampai
suhu 2,5ºC)
·
tumbuh baik pada perbenihan
agar darah dan agar triptosa
Epidemiologi
·
penyebaran bakteri ini di alam
sangat luas
·
dapat diasingkan dari :
orang-orang sakit, karier sehat, sejumlah besar mamalia, burung, ikan,
caplak, dan kerang-kerangan
·
juga ditemukan pada tanaman,
contoh-contoh tanah, dan tinja hewan
·
asal dari bakteri ini belum
bisa ditentukan, apakah dari tinja hewan atau tanah
·
anggapan sekarang adalah bahwa
bakteri ini merupakan bakteri saprofit pada tanah atau tanaman yang dapat
berpindah pada manusia atau hewan melalui berbagai macam jalan
Listeriosis
·
janin / bayi dapat terinfeksi
secara
§
transplasental (melalui vena umbilicalis)
: bisa mengakibatkan sepsis
dengan resiko abortus, prematur, lahir mati atau meninggal beberapa waktu
setelah lahir
§
selama kelahiran : gejala timbul pada minggu pertama sampai
keempat setelah lahir, mirip meningitis oleh bakteri lain
·
listeriosis yang khas adalah
infeksi saluran genital pada wanita hamil yang dapat menyebabkan infeksi pada
janin yang dikandungnya
·
ibu biasanya menunjukkan gejala
sakit, atau gejala sangat ringan menyerupai influenza
·
kortikosteroid diduga meningkatkan
kepekaan terhadap listeriosis, dan meningkatkan mortalitas
Diagnosis
Bahan pemeriksaan : sekret serviks / vagina, lokhia, darah tali
pusat, mekonium, darah, cair otak
Pengobatan
: utama :
penisilin
pilihan :
eritromisin, tetrasiklin
Pencegahan
·
banyak kesulitan karena
sulitnya mengenali listeriosis, pada manusia maupun hewan
·
listeriosis pada bayi lahir
dapat dicegah dengan pengobatan segera bagi ibu
·
pencegahan harus ditujukan
terutama dengan menyingkirkan hewan-hewan reservoir, pasturisasi susu, dan
mencegah kontak dengan hewan-hewan terinfeksi atau produk-produknya
NEISSERIA GONORRHOEAE = gonokokus
Taksonomi : O r d o : Eubacteriales
Famili :
Neisseriaceae
Morfologi
: diplokokus Gram negatif
(biji kopi) ; Æ :
0,8 mm
Tidak mempunyai flagela (tidak bergerak),
tidak membentuk spora, mempunyai kapsul
Sifat perbenihan dan pertumbuhan
·
aerob / mikroerofilik,
membutuhkan CO2 3 – 10 %
·
sangat pemilih : untuk perbenihannya perlu penambahan beberapa
zat / senyawa
tertentu
Daya tahan
: sangat rendah
Peka terhadap :
·
sinar matahari, pengeringan,
pemanasan, suhu rendah, perubahan pH
·
antiseptik :
dengan AgNO3 (perak nitrat /
nitras argenti) 1 : 4.000 bakteri
hancur dalam waktu 2 (dua) menit
·
antibiotika /
khemoterapetika : penisilin, sulfonamid
Gonorrhoeae (gonore = GO)
·
merupakan penyakit kelamin
yang paling sering dijumpai
·
infeksi primer biasanya terjadi di :
uretra, duktus periuretralis, atau kelenjar-kelenjar di sekitarnya, mukosa
serviks, konjungtiva, dan rektum
·
GO pada pria :
uretritis
§
penularan terutama melalui
kontak seksual
§
masa tunas : rata-rata 4 (empat) hari
§
keluhan : disuria dan mengeluarkan pus
waktu berkemih.
Kadang-kadang timbul demam, tetapi sering tidak dijumpai gejala
sistemik
lainnya. Bahkan 10 % tidak menunjukkan gejala apapun, dengan
demikian
berpotensi sebagai sumber penularan
§
pengobatan yang tepat dan
adekuat dapat mempercepat penyembuhan
§
komplikasi (1 %) : striktur uretra, epididimitis, prostatitis.
Jarang dijumpai komplikasi berupa sepsis, peritonitis, atau
meningitis
·
GO pada wanita :
vaginitis, servisitis, uretritis
§
masa tunas sukar ditentukan,
karena pada umumnya tidak menunjukkan gejala
§
gejala (bila ada) :
disuria / poliuria, keluar getah vagina, demam, nyeri perut
§
komplikasi :
q radang pelvis :
sebagai lanjutan infeksi pada tuba falopii.
Keadaan ini
merupakan penyebab utama kemandulan di kemudian hari. Jaringan parut yang
terbentuk selama proses penyembuhan akan menghalangi jalannya sel telur dari
ovarium
q jaringan parut dapat menghambat aliran cairan yang melewati tuba
falopii, sehingga cairan akan terkumpul dan memudahkan terjadinya infeksi oleh
bakteri lain (terutama bakteri anaerob). Selanjutnya akan menjadi radang
pelvis khronik yang sukar disembuhkan dan menimbulkan keluhan nyeri
q
perihepatitis, peritonitis,
proktitis, faringitis yang sering tanpa gejala
·
GO pada anak-anak :
§
pada umumnya terjadai pada masa
perinatal, pada saat bayi melalui jalan lahir
§ bisa berupa :
1.
ophthalmia neonatorum /
gonoblenore / konjungtivitis gonoroika
q bila dibiarkan bisa mengakibatkan kebutaan.
q dahulu dilakukan usaha pencegahan yang disebut cara Crede,
yaitu meneteskan larutan AgNO3 1 %
ke dalam saccus conjungtivae pada setiap bayi baru lahir.
q cara tersebut tidak bermanfaat apabila penyakit telah berkembang,
misalnya pada kelahiran prematur atau peristiwa ketuban pecah dini.
q dari hal tersebut di atas bisa dilihat betapa pentingnya mengetahui
adanya gonore pada ibu-ibu dalam masa kehamilan
2.
artritis gonoroika
q sifatnya sangat destruktif
(merusak)
q infeksi terjadi pada saat kelahiran
q dari beberapa kasus bayi dengan artritis terbukti bahwa si ibu
sedang menderita gonore yang menyebar pada saat melahirkan
3.
vulvovaginitis
Dapat ditemukan pada gadis
umur 2 – 8 tahun atau wanita
menopause. Hal ini terjadi karena pada masa-masa tersebut suasana vagina
membantu dan memudahkan tumbuhnya gonokokus, yaitu kadar estrogen rendah, kadar
glikogen pada epitel vagina sedikit, dan bakteri Doderlein berkurang jumlahnya,
sehingga pH vagina menjadi basa.
Diagnosis
·
bahan pemeriksaan : pria : sekret uretra, usap anorektal, air kemih
wanita :
sekret vagina / serviks
anak-anak :
sekret konjungtiva
·
pemeriksaan
§
mikroskopik :
diplokokus Gram negati, biji kopi
§
pembiakan :
terutama untuk infeksi khronik (pada wanita), karena pemerik-
saan mikroskopik tidak
memuaskan
TREPONEMA PALLIDUM
Taksonomi
: O r d o : Spirochaetales
Famili :
Spirochaetaceae
Morfologi
:
·
spiral halus, ukuran
: 0,09 – 0,5 x 5 –
16 mm,
mempunyai 8 –
14 ulir dengan jarak 1 mm, bergerak aktif dengan filamen aksial
·
bakteri ini sulit diwarnai
dengan pewarnaan biasa, oleh karena itu untuk melihat bentuknya perlu pewarnaan
khusus Levaditti (impregnasi perak) atau menggunakan mikroskop
lapangan gelap
Sifat perbenihan dan pertumbuhan :
sampai saat ini belum bisa dibiakkan pada
perbenihan buatan
S i f i l i s
·
merupakan penyakit kelamin,
ditularkan melalui hubungan seksual
·
jenis-jenis
§
cara mendapat :
aifilis akuisita
(dapatan) dan sifilis kongenita (bawaan)
§
epidemiologi :
sifilis dini dan sifilis lanjut
§
klinis : sifilis primer,
sifilis sekunder, sifilis laten, sifilis tersier
Sifilis dini :
primer, sekunder, dan laten dini (4 tahun awal)
Sifilis lanjut :
laten lanjut (lebih dari 4
tahun), dan tersier
·
Sifilis stadium I (primer)
§
masa tunas : 10 –
90 hari (rata-rata : 21
hari)
§
gejala :
mula-mula timbul papel, kemudian memecah dan membentuk ulkus
bersih yang
tidak menimbulkan rasa sakit (indolen). Apabila diraba, dasar ulkus
terasa keras, oleh karena itu disebut ulkus durum. Permukaan
ulkus dilapisi eksudat tebal yang mengandung banyak kuman.
§ ulkus akan sembuh spontan dalam waktu 3 – 6 minggu
·
Sifilis stadium II (sekunder)
§
timbul dalam waktu 3 – 6 minggu
setelah munculnya ulkus durum
§
gejala :
q timbul bercak-bercak merah di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan
dan kaki
q pada mukosa mulut dapat ditemukan bercak-bercak putih
q sering dijumpai kelompok papel dengan permukaan erosif yang disebut kondiloma
lata pada tempat-tempat yang lembab, misalnya : mulut,
ketiak, anus, vagina
q lesi bersifat sangat infeksius dan penuh kuman
q gejala / penyakit lain yang menyertai adalah :
meningitis, khorioretinitis, hepatitis, nefritis, periostitis,
arthritis, atau artralgia
§ lesi sekunder dapat hilang spontan dalam waktu 2 – 10 minggu
·
Sifilis stadium laten
§
dibedakan menjadi : 4 tahun pertama : sifilis laten dini
sesudah 4 tahun : sifilis laten lanjut
§
dalam stadium ini tidak ada
tanda-tanda sifilis aktif, tetapi hasil pemeriksaan serologik tetap positif
§ apabila pada stadium laten dini diberikan pengobatan secara teratur,
maka perkembangan ke stadium laten lanjut bisa dicegah
·
Sifilis stadium III (tersier)
§
timbul dalam waktu 3 – 10 tahun
setelah stadium sekunder
§
dapat timbul lesi lokal yang
sifatnya tidak progresif pada kulit atau jaringan lain, yang disebut gumma
q lesi relatif tenang, sehingga stadium ini sering disebut sebagai sifilis
tersier benigna
q bakteri jarang atau tidak ditemukan sama sekali
§
Sifilis syaraf : neurosifilis lanjut
q terjadi lebih dari 5 (lima )
tahun dari sifilis primer
q bisa tanpa atau dengan gejala
q gejala klasik : dementia paralitika, tabes dorsalis
§ Sifilis kardiovaskuler
q timbul dalam waktu 10 – 40
tahun sejak sifilis primer
q gejala : aneurisma aorta, arteritis paru, stenosis,
yang mengakibatkan angina
dan insufisiensi miokard, dan selanjutnya mengakibatkan kematian
·
Sifilis kongenita
§
terjadi pada bayi waktu lahir,
beberapa waktu, atau beberapa tahun setelah lahir
§
wanita hamil yang sedang
menderita sifilis terutama stadium sekunder, bisa menularkan sifilis kepada
bayinya secara transplasental, kurang lebih pada kehamilan minggu ke 16
§
sifilis mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin di dalam maupun di luar uterus. Bahkan bila infeksinya berat,
dapat mengakibatkan kematian janin, atau bayi lahir terus mati
§
bila infeksi terjadi dalam
waktu 6 (enam) minggu akhir kehamilan,
maka biasanya janin belum sempat terkena sifilis, karena bakteri belum sempat
tersebar dalam peredaran darah ibu
§
ada 2 (dua) macam
:
1.
Sifilis kongenita
prekoks
q gejala mulai timbul waktu bayi lahir atau setelah berumur 1 – 3
bulan.
q gejala
:
o
bullae pada telapak tangan
o
kondiloma lata
o
tulang :
osteokhondritis atau periostitis epifisis tulang panjang yang
mengakibatkan terjadinya pseudoparalisis Parrot, kelainan tulang tibia (sabre
bone), patah tulang spontan, penonjolan tulang dahi
o
penyumbatan hidung (snuffle
nose)
o
hepatosplenomegali, atrofi dan
distrofi otot sehingga berat badan tidak bertambah
2.
Sifilis kongenita tarda
q gejala timbul pada usia di atas satu tahun sampai 6 – 7 tahun
q ditemukan trias Hutchinson
yaitu berupa tuli syaraf, deformitas gigi seri atas tengah, dan keratitis
interstitialis
·
Sifilis d’emblee
§
sifilis yang langsung masuk
stadium sekunder, jadi langsung muncul gejala-gejala stadium sekunder
§ terjadi karena infeksi bakteri melalui tusukan jarum yang dalam,
misalnya transfusi darah
·
Diagnosis
§
stadium I :
pemeriksaan mikroskopik cairan jaringan lesi (ulkus durum)
§
stadium II :
o
pemeriksaan mikroskopik cairan
jaringan lesi (papel, kutil)
o
pemeriksaan serologik : Wassermann, Kahn, VDRL
§ stadium III : pemeriksaan serologik
·
Pengobatan
§
obat pilihan utama adalah benzathin penisilin G sebanyak 2,4 juta
Unit per minggu intramuskuler
o
stadium I : 4,8 juta
Unit
o
stadium II :
6 juta Unit
o
stadium III :
9 juta Unit
§
obat lain adalah tetrasiklin
dan golongan makrolida
§ pemeriksaan serologik perlu diulang dalam waktu 1 , 3 , 6 , 12 , dan
24 bulan setelah pengobatan. Apabila hasil tetap atau menurun, pengobatan bisa
dihentikan; tetapi apabila hasilnya malah meningkat, maka dijadwalkan
pengobatan kedua
·
Pencegahan
§
pemakaian kondom
§
pemberian penisilin setelah
kontak seksual
§
pencucian genitalia setelah
kontak seksual
§
menjaga kebersihan genitalia
§
mengikuti perkembangan sumber
infeksi dan orang-orang yang kontak dengannya
HAEMOPHILUS
DUCREYI
= basil Ducreyi
Morfologi : kokobasil Gram negatif, membentuk rantai
panjang, tidak bergerak
Pertumbuhan : parasit mutlak, sulit dibiakkan pada
perbenihan buatan
Daya
tahan : peka terhadap pengeringan dan pendinginan
Klinis : Ulkus
molle = chancroid = soft chancre
·
merupakan penyakit kelamin (10 %), penularan melalui kontak seksual
·
masa tunas : 1 –
2 minggu
·
lesi :
§
kulit :
ulkus yang lunak, kotor / merah, nyeri bila ditekan, dan tepi menggaung
§
limfadenitis (bubo)
Diagnosis : pemeriksaan mikroskopik dari lesi kulit dan
cairan bubo
Pengobatan : pilihan utama : sulfonamid, tetrasiklin
pilihan lain : golongan
aminoglikosida
CHLAMYDIA TRACHOMATIS
Taksonomi : Ordo : Chlamydiales
Famili : Chlamydiaceae
Genus : Chlamydia =
Miyagawanella = Bedsonia
Morfologi
·
bentuk bulat, terdiri dari 2 (dua) bentuk
§
benda elementer : bentuknya bulat, ukuran : 0,2 –
0,4 mm,
merupakan partikel ekstrasel
§
benda inisial :
benda elementer yang membesar pada waktu memasuki sel,
ukuran : 0,2 –
1,0 mm, kemudian membentuk sejumlah benda
elementer
·
Gram negatif, mempunyai badan inklusi yang tampak di sekeliling
inti sel yang terinfeksi, dan tidak bergerak
·
pada pewarnaan Giemsa tampak benda elementer berwarna ungu, benda inisial
berwarna biru, dan badan inklusi berwarna ungu tua
·
dengan pewarnaan lugol, badan inklusi tampak berwarna coklat
karena mengandung glikogen
·
untuk identifikasi kuman,
pewarnaan Giemsa lebih penting daripada pewarnaan lain
Sifat
pertumbuhan
Hanya hidup di dalam sel, meskipun
demikian organisme ini bukan virus melainkan bakteri. Sifat-sifat
pertumbuhannya di antara bakteri dan virus
·
dapat melewati saringan kuman,
dan peka terhadap pemanasan
·
tidak tumbuh pada perbenihan
buatan tanpa sel
·
mempunyai ribosom
·
mempunyai bermacam-macam enzim
untuk metabolisme
·
mempunyai dinding sel seperti
bakteri
·
berkembang biak dengan membelah
diri secara biner
·
mempunyai DNA dan RNA
·
peka terhadap antibiotika
Daya tahan
·
aktivitasnya mudah dihambat dengan
pemanasan
·
infekstivitasnya hilang dengan
pemanasan 60°C selama 10 menit
·
sebagian aktivitasnya hilang
jika dibiarkan pada suhu 37°C selama
3 – 12 jam
·
dalam keadaan beku dapat
bertahan bertahun-tahun, tetapi sebagian besar infektivitasnya hilang
·
peka terhadap etanol, eter (30
menit), fenol 0,5 % (24 jam), dan
formalin, dalam kadar rendah
·
dapat disimpan pada 4°C selama beberapa hari
·
antibiotika
§
penisilin dan sikloserin dapat
menyebabkan kelainan bentuk, tetapi untuk pemakaian di klinik terbukti tidak efektif
§
tetrasiklin dan eritromisin
baik untuk pemakaian di klinik maupun laboratorium
§
aminoglikosida dan polimiksain
kurang efektif
K l i n i s
1.
Limfogranuloma venereum (LGV)
·
merupakan penyakit kelamin yang
disebut juga dengan bubo klimatik, bubo
tropical, limfopatia venereum (LV ),
atau limfogranuloma inguinale (LGI)
·
penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis imunotipe I , II ,
dan III
·
g e j a l a :
§
lesi primer :
o
berbentuk vesikel yang terdapat pada glans penis, prepusium, labium
posterior, dinding vagina, atau serviks
o
kadang-kadang juga ditemukan
dalam uretra atau daerah anus
o
lesi tidak sakit, dan
kadang-kadang sulit ditemukan
o
bila vesikel pecah akan
meninggalkan jaringan parut
§
stadium II :
o
infeksi menjalar ke kelenjar
getah bening setempat, terutama inguinal
o
pada wanita bisa menjalar ke
kelenjar getah bening daerah pelvis
o
timbul gejala-gejala umum dan
setempat, demam, sakit seluruh tubuh
o pada beberapa kasus bisa ditemukan artritis, kelainan konjungtiva,
dan gejala-gejala terkenanya susunan syaraf pusat
§
stadium III
o
timbul sindroma uretrogenitoperineal
o
pada wanita dapat ditemukan elefantiasis
labia dan klitoris yang disebut estiomene
o
pada pria dapat ditemukan kelainan
penis dan skrotum
o
jika rektum dan anus kena,
dapat mengakibatkan striktur rectum
·
diagnosis
§
pengecatan aspirat kelenjar
limfa, dicari adanya badan inklusi
§ uji Frei (uji kulit)
·
Epidemiologi
§
penyakit ini tersebar di
seluruh dunia, dan terutama ditemukan pada golongan soaial ekonomi rendah
§
umumnya ditularkan melalui
kontak seksual
§
dikenal adanya infeksi pada
mata dengan sindroma okuloglanduler.
Lesi primer dapat ditemukan dalam rongga mulut berupa vesikel yang tidak nyeri,
dan dapat disertai pembengkakan lidah
§
dapat terjadi infeksi pada :
o
perawat yang bertugas
membersihkan penderita
o
ahli bedah yang melakukan
eksterpasi kelenjar
2.
Uretritis non spesifik :
merupakan 40 % dari semua uretritis non spesifik
·
penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis golongan TRIC (Trachoma Inclussion
Conjunctivitis)
·
wanita dapat mengandung kuman
ini dalam waktu lama pada saluran urogenitalnya tanpa menunjukkan gejala-gejala
Pengobatan :
tetrasiklin, eritromisin
CALYMMATOBACTERIUM
GRANULOMATIS = Donovania
granulomatis
Morfologi : batang pendek gemuk, Gram negative bipolar,
mempunyai kapsul
Klinis : granuloma venereum (GV) atau granuloma inguinale (GI)
·
penyakit yang jarang ditularkan
melalui kontak seksual, dan memberi gejala
·
mulai dengan bubo pada daerah
genitalia, kemudia menyebar ke tempat lain
·
dapat terjadi ulkus genital
Pengobatan :
ampisilin, tetrasiklin
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil pemeriksaan mikrobiologik pada
umumnya hanya menunjang diagnosis klinik. Bila hasil pemeriksaan mikrobiologik
negatif, belum tentu bahwa diagnosis klinik salah. Kegagalan di laboratorium
biasanya disebabkan oleh kesalahan
teknik atau cara kerja. Apabila pekerja laboratorium berpengalaman, hal
tersebut jarang terjadi. Kegagalan pemeriksaan mikrobiologik lebih banyak
terjadi karena kesalahan cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan.
Penting sekali adanya kerjasama antara dokter, paramedik, dan ahli
laboratorium, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan mikrobiologik yang dapat
dipercaya
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan mikrobiologik
1.
Bahan pemeriksaan sebaiknya
harus diambil sebelum pemberian
obat-obatan, khususnya antibiotika
·
24 jam setelah pemberian
antibiotika, cairan otak / sumsum tulang belakang yang purulen sering sudah
tidak mengandung bakteri patogen lagi
·
pemeriksaan tinja penderita
tifus abdominalis selama pemberian antibiotika sering tidak ditemukan Salmonella typhosa. Bila pengobatan
dihentikan, dalam beberapa hari biakan tinja bisa menjadi positif
·
bila penderita terlanjur minum
antibiotika, harus diberitahukan kepada laboratorium untuk dilakukan antisipasi
2.
Bahan pemeriksaan sebaiknya diambil di tempat yang kemungkinan besar
mengandung bakteri penyebab penyakit, dan tingkat pencemaran minimal
Luka bernanah : pengambilan bahan pemeriksaan tidak boleh
hanya pada permukaann saja, karena kemungkinan yang ditemukan adalah bakteri
komensal pada kulit
3.
Waktu pengambilan dan jenis
bahan pemeriksaan harus disesuaikan
dengan stadium penyakit
·
gastroenteritis :
jumlah bakteri pahogen terbanyak ditemukan pada saat pende-
rita sedang
berak-berak, bukan pada saat penyembuhan
·
tifus abdominalis : bahan pemeriksaan stadium awal adalah darah,
sedang pada
stadium akhir bisa diambil tinja
4.
Prosedur pengambilan bahan
pemeriksaan harus secara aseptik,
supaya bahan pemeriksaan tidak tercemar oleh bakteri dari luar
5.
Apabila penderita yang
harus aktif mengeluarkan bahan pemeriksaan, maka harus dijelaskan kepada penderita tentang cara-cara pengambilan bahan pemeriksaan yang dikehendaki
Misal : sputum pagi atau koleksi, air kemih, tinja
6.
Jumlah bahan pemeriksaan harus cukup untuk dapat dipakai pada
pemeriksaan yang dikehendaki
7.
Penampung bahan pemeriksaan harus steril, dapat ditutup dengan baik, dan tidak
bocor
Hal ini
penting untuk :
·
mencegah pencemaran bahan
pemeriksaan
·
melindungi orang-orang dari
bahaya kontak dengan bakteri patogen
8.
Disertakan keterangan mengenai bahan pemeriksaan
tersebut, antara lain :
·
identitas penderita :
nama, umur, jenis kelamin
·
tanggal dan jam pengambilan
·
jenis bahan yang dikirim
·
pengirim :
Rumah Sakit, Ruangan / Poli, dokter
·
keterangan klinik :
diagnosis, obat yang telah diminum
·
pemeriksaan yang diminta :
biakan, pewarnaan, aerob / anaerob
9.
Bahan pemeriksaan harus segera dikirim ke laboratorium untuk
mendapatkan hasil yang dapat dipercaya
·
apabila bahan pemeriksaan harus
ditunda pengirimannya, harus diperhatikan cara-cara penyimpanannya supaya
kemungkinan hasil tetap sama dengan bahan pemeriksaan yang langsung dikirim
·
tinja yang mengandung
Shigella : bila disimpan terlalu lama, Shigella akan
terdesak oleh pertumbuhan flora normal tinja sehingga kemungkinan hasil positif
akan berkurang
·
air kemih :
penyimpanan mengakibatkan banyaknya bakteri bertambah sehingga hasilnya
bisa positif palsu
10. pemeriksaan anaeob
·
dianjurkan menggunakan tabung
khusus yang bertutup ganda, diisi CO2 atau N2 yang bebas
oksigen.
·
bahan pemeriksaan cair
disuntikkan melalui tutup karet untuk menghindari kontak dengan udara
PEMERIKSAAN DARAH
·
Dalam keadaan normal darah
tidak mengandung bakteri, jadi pemeriksaan bakteriologik darah bertujuan mencari semua bakteri yang bisa mencemari
darah. Adanya mikroorganisme dalam darah hampir selalu berarti ada infeksi
dalam tubuh yang kemungkinan besar sedang menjalar ke seluruh tubuh yang
disebut bakteremia atau septikhemia
·
Macam-macam infeksi yang memerlukan
pemeriksaan bakteriologik darah
§
pneumonia oleh Streptococcus
pneumoniae
§
meningitis bakterial oleh Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, dan Streptococcus pneumoniae
§
tifus abdominalis oleh Salmonella typhosa
§
infeksi luka oleh Streptokokus
hemolitikus beta dan Staphylococcus
aureus
§
infeksi kandung empedu, saluran
empedu, osteomielitis
§
sepsis puerperalis oleh Streptococcus pyogenes
§
pasca bedah dengan infeksi khronik
·
Pengambilan
§
cara : aspirasi
pembuluh vena menggunakan spuit
§
kulit dibersihkan dengan yodium tinctuur 2 %, kemudian dibersihkan dengan alkohol 70 %
§
penampung adalah botol steril, atau langsung dimasukkan
ke dalam tabung perbenihan
§
apabila membutuhkan antikoagulan, ath digunakan natrium sitrat 2 % atau sodium polianetol sulfonat (SPS)
§
waktu pengambilan adalah pada saat demam
§ jumlah darah 5 – 10 mililiter
·
Jenis pemeriksaan & hasil
1.
biakan darah umum
§
untuk semua infeksi yang terjadi pada darah
§
darah harus tetap cair dengan pemberian antikoagulan
§
hasil
: biakan positif dengan
menyebut nama bakteri
biakan steril
2.
biakan gall
§
khusus untuk tifus abdominalis
§
darah dibiarkan membeku, dan
diambil bekuan darah
§
hasil
: biakan gall positif : ditemukan Salmonella
typhosa
biakan gall negatif : ditemukan bakteri lain selain S. typhosa
biakan gall steril
3.
serologik
§
untuk mengukur antisera dalam
darah, misal : ASO,
Widal, WR, Kahn,
VDRL
§
darah dibiarkan membeku,
diambil serumnya
§
hasil
: kuantitatif, berupa titer antisera
PEMERIKSAAN
AIR KEMIH
·
tujuan
: mencari kuman bakteri penyebab
infeksi saluran kemih
·
macam-macam bakteri : Escherichia coli, Klebsiella,
Enterobacter, Proteus, Pseudomonas, Streptococcus
faecalis, Stafilokokus, Alcaligenes, Acinetobacter, Candida, Gardnerella vaginalis, Mycobacterium tuberculosis, Streptokokus
hemolitik beta, Neisseria gonorrhoeae, Salmonella, Shigella
·
Syarat bakteriologik
§
sebaiknya penderita belum minum
obat :
antibiotika, diuretika
§
air kemih pagi hari, atau belum
berkemih sedikitnya 3 (tiga) jam
§
proses pengambilan secara
aseptik
§
harus segera diperiksa : kalau
didiamkan, bakteri dalam air kemih makin lama makin banyak sehingga mengaburkan
hasil pemeriksaan. Apabila tidak bisa segera diperiksa, air kemih harus
disimpan pada suhu 4°C paling
lama 24 jam
·
Pengambilan
§
cara
o
alamiah : dewasa : porsi tengah
anak-anak : urine collector
o
penderita pasif : kateterisasi, pungsi suprapubik
§
penampung :
tabung steril
§ khusus pada kasus tuberkulosis mungkin perlu pengumpulan air kemih
dalam 24 jam, ditampung dalam wadah yang kering dan bersih
·
Pemeriksaan
§
ada 2 (dua) tahap
1.
kuantitatif
o
untuk menentukan apakah air
kemih terinfeksi atau tidak, yaitu dengan jalan menghitung kadar kuman per
milliliter air kemih
o
air kemih dinyatakan terinfeksi
apabila kadar kuman ³ 100.000 per mililiter
2.
kualitatif :
untuk menentukan jenis bakteri penyebab infeksi
§
hasil
: biakan
positip : sebut nama bakteri
biakan negatif atau tidak
ditemukan bakteri patogen
PEMERIKSAAN
DAHAK
·
tujuan
: mencari bakteri patogen
penyebab infeksi saluran nafas bawah
·
macam-macam bakteri : Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Mycobacterium tuberculosis, jamur-jamur
sistemik, Klebsiella, Pseudomonas, Bacteroides, Fusobacterium, Bordetella pertussis
·
pengambilan
§
c a r a
o
setelah batuk : merupakan cara yang umum, yaitu mengeluarkan
dahak dari
trakheobronkhial
o
aspirasi trasntrakeal : aspirasi jarum suntik ke trakhea dari bawah
dagu /
lidah
o bronkhoskopi : terutama untuk tuberkulosis dan infeksi jamur
§
penampung : steril, dan khusus untuk dahak yang dikeluarkan secara aktif
sebaiknya
menggunakan wadah bermulut lebar
§
jumlah
: 1 – 3 mililiter
§
waktu
: umumnya pagi hari, untuk kasus
tuberkulosis mungkin diperlukan
pengumpulan dahak 24 jam
·
hasil
: biakan sputum positif : sebut nama bakteri
biakan sputum negatif :
tidak ditemukan bakteri patogen
Pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis memerlukan
waktu lama, kira-kira 6 – 8 minggu
PEMERIKSAAN
TINJA
·
tujuan
: mencari bakteri patogen
penyebab infeksi saluran cerna
·
macam-macam bakteri : Escherichia coli pathogen, Salmonella,
Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia
enterocolitica, Mycobacterium
tuberculosis, Candida
·
Pengambilan
§
alamiah
: ditampung dalam botol bertutup ulir
Sebaiknya dipilih tinja yang berlendir, bernanh, atau berdarah
§
usap rektal : diusap
menggunakan lidi kapas steril, dimasukkan ke dalam
tabung atau langsung
dibiakkan pada perbenihan
·
apabila tinja tidak bisa segera
sampai di laboratorium :
§
didinginkan :
khususnya untuk mencari Salmonella
§
dimasukkan perbenihan transport : perbenihan Stuart, Cary – Blair,
air pepton lindi
·
hasil
: biakan tinja positif : sebut nama bakteri
biakan tinja negatif : tidak ditemukan bakteri pathogen
Bahan pemeriksaan lain :
nanah (pus), usap tenggorok, cairan otak, sekret uretra, sekret vagina,
lokhia, sekret mata, sekret telinga, cairan jaringan, jaringan..
Terima kasih :D
BalasHapus